Darah yang Membasahi Mushaf Utsman
bin Affan Radhiyallahu Anhu
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa
berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut”
(QS. Al Hujurat:6)
(QS. Al Hujurat:6)
Mari
kita buka lembar-lembar sejarah para pejuang Islam, kita mengenang bukan untuk
meratapi apa yang telah terjadi pada masa lalu, tetapi mengajak kita semua
untuk belajar, melakukan introfeksi diri, dan berusaha sekuat tenaga untuk
tidak melakukan kesalahan yang sama yang terjadi di masa lalu. Mengambil hikmah
yang terserak dari peristiwa sejarah. Salah satu kisah yang menjadi perhatian
saya yaitu kisah saat wafatnya sahabat
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam dan
juga khulafa rasyidin yang ketiga yaitu
Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.
Dari
kisah wafatnya Utsman bin Affan Radhiyallahu
Anhu mengajarkan kita betapa bahayanya mengintip kekurangan dan
menyebarluaskan kekeliruan seorang saudara, apalagi sesama Muslim. Bukankah
fitnah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu juga akibat perpindahan informasi yang keliru
mengenai Utsman dari mulut ke mulut tanpa kontrol, sehingga menyebar kebanyak
pihak tanpa ada saluran konfirmasi dahulu atas kebenarannya.
Bentuk
fitnah dan tuduhan pada Utsman yang tesebar antara lain, ada kaitannya dengan
sikap Utsman menanggapi banyaknya jenis mushaf yang tersebar, sehingga ia
memusnahkan mushaf selain mushaf Utsmani karena takut adanya campur tangan
musuh Islam dalam percetakan mushaf yang lain tersebut. Lalu isu yang muncul
adalah Utsman membakar Al-Qur’an? Selain itu, sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam yang juga
termasuk kedalam list sebagai orang
yang dijamin masuk surga (al mubassyiruna
bil jannah), juga dituding telah melakukan nepotisme dalam sistem khilafah
karena mengangkat sejumlah kerabatnya.
Perhatikan
riwayat tentang detik-detik wafatnya sahabat Rasulullah yang dalam sejumlah
kitab diriwayatkan sangat gemar melakukan qiyamul
lail dan mengkhatam Al-Qur’an dalam satu malam. Karena isu fitnah dan
berita keburukan Utsman yang diungkit-ungkit lalu menyebar dari mulut kemulut
dan merata di sejumlah orang. Berita keburukan itu membakar amarah dan
kebencian orang-orang sehingga rumah khilafah Utsman dikepung selama beberapa
hari. Hingga akhirnya mereka memanjat tembok rumahnya, dan menghunus sang
penghuni surga yang sedang bersama Al-Qur’an itu berkali-kali, darahnyapun
mengalir membasahi mushaf yang ada di tangannya.
Beberapa
waktu kemudian, salah seorang tabi’in mengatakan,
“Sejak saat ini aku tidak mau lagi terlihat penumpahan darah khalifah.” Seorang
yang mendengar perkataan itu terkejut dan mengatakan, “Apakah engkau telah ikut
membunuh Utsman?”.
Perhatikanlah
jawabannya, “Tidak, tetapi aku kemarin ikut membicarakan berita tentang
keburukan-keburukannya.”

Komentar
Posting Komentar