Di Balik Kegagalan
![]() | ||
"Bukankah kegagalan adalah risiko dari orang yang terus bergerak dan melakukan berbagai hal dalam kehidupan, jadi untuk apa dikeluhkan."
- Deja Almustakim -
Setiap manusia pasti
pernah merasakan kegagalan. Walau pun manusia itu sangat pintar, sangat teliti,
sangat kuat dan sangat waspada terhadap sesuatu. Ia pasti pernah mengalami
situasi ketika ia merasakan tidak berhasil mencapai target yang di inginkannya.
Sebab sukses dan gagal, berhasil dan tidak berhasil, kalah dan menang seperti
dua mata uang yang tak bisa dipisahkan.
Kita harus belajar dari
sertiap kegagalan, bukankah dahulu rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah
mengalami kondisi yang sama pada saat perang uhud. Kita harus melempar
renungan, bagai mana benturan kegagalan dan lebih menyakitkan pernah dialami
sauri tauladan kita, rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam. Di saat kemenangan hampir saja diraih pasukan Islam, ternyata
pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka terlupa dan akhirnya turun ke
lembah untuk mengambil harta ganimah. Karena
banyak pasukan dari pihak Islam keluar dari basis pertahanannya, pasukan kafir
yang tersisa berbalik kembali dan menyerang pasukan Islam yang membuat banyak
pasukan Islam terbunuh termasuk Hamzah paman rasulullah.
Dalam kondisi yang
mencekam, rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam pun terluka hingga patah salah satu giginya. Kekalahan dan rasa
ketidakberdayaan menyergap kaum muslimin pada saat itu. Hingga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang turun setelah
itu, dapat membuka mata mereka tentang hakikat pertarungan, memantapkan jiwa
mereka dengan harapan kemengangan pasti akan datang. Sampai akhirnya mereka
berhasil menakhlukkan kota Mekah.
Dari kisah perjuangan
rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam banyak
hikmah yang bisa kita petik. Salah satunya dari setiap kegagalan, kita tidak
boleh berlarut dalam menyalahkan orang lain, maupun diri sendiri. Dari kisah
tersebut dapat kita simpulkan bahwa kegagalan dalah bagian dari sunnah
kehidupan yang memang harus diantisipasi.
Apapun yang terjadi
pasti ada sebabnya. Saat kita merasa gagal dalam mencapai suatu target, kita
harus memberi pengertian kepada diri sendiri tentang hakikat kegagalan itu.
Dimana setiap kegagalan bisa kita jadikan bahan untuk menguak peta keberhasilan,
agar kegagalan itu tidak terulang kembali.

Komentar
Posting Komentar