Langsung ke konten utama

Proses, Perubahan & Tujuan

Proses, Perubahan dan Tujuan
 

Setiap pencapaian butuh namanya proses, baik pencapaian besar maupun pencapaian kecil. Orang-orang besar yang kini kita saksikan merupakan hasil dari proses. Benang merah yang mampu kita ambil adalah tidak ada sesuatu yang besar sebelum dimulai dari sesuatu yang kecil dahulu. Kita boleh saja memimpikan apa saja, namun untuk mewujudkannya bergantung pada proses yang harus kita alami sesuai dengan kemampuan kita sekarang.

Belum ada sejarahnya sesuatu yang besar dapat diraih dalam waktu yang singkat, kecuali jika memang ada keajaiban. Kita lihat dari sejarah yang ada, dimana untuk mencapai keberhasilan harus melewati namanya proses. Dimana proses tersebut harus dijalani dengan logis dan sistematis. Ketika kita ingin cerdas maka kita harus belajar dan bersungguh-sungguh, selain itu harus memiliki niat yang mulia tentunya. Memang itu logisnya. Kemudian kita harus rutin membaca, baca setiab bab secara berurutan karena antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Dan itulah sistematisnya.

Sebuah proses akan menghasilkan perubahan. Dan perubahan sendiri punya dua nilai, menjadi lebih baik atau buruk. Perubahan lebih baik hanya bisa terjadi kalau proses yang kita lakukan itu logis dan sistematis. Sama halnya dengan ingin menjadi seorang yang cerdas tadi. Ketika kita mengabaikan rambu-rambu atau melanggar aksioma alam dalam mencapai tujuan tadi maka kemungkinan besar tidak berhasil. Misalnya kita membaca tanpa memperhatikan tuntutan apa sebenarnya yang kita perlukan dahulu. Contohnya kita sebagai umat Islam, para ulama telah mengatakan bahwa kita harus memprioritaskan ilmu yang bersifat fardu ‘ain terlebih dahulu, seperti ilmu tentang akidah, fiqh ibadah, ulumul qur’an dan lain sebagainya dibandingkan dengan ilmu yang bersifat fardu kifayah, seperti politik, teknologi, filsafat dan lain sebagainya termasuk pengetahuan tentang isu gender.

Dalam berproses, kita tidak boleh takut dan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Jika kita tetap berada pada zona nyaman yang hanya itu-itu saja, mustahil akan adanya perubahan. Tapi mesti kita ingat ada hal yang bisa diubah dan tidak bisa diubah (Ats-Tsabit wal Mutaghayyirat).

Selain itu dalam berproses kita harus memanfaatkan sumber daya yang ada. Kita tidak boleh berkutat pada kekurangan kita yang akan membuat kita buta terhadap peluang yang mungkin bisa kita rebut. Mahatma gandhi pernah mengatakan tentang hal ini, “sumber daya di dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun tidak akan cukup untuk memenuhi keinginan manusia”. Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Sebagai manusia yang memiliki akal dan hati, hendaklah mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sebaiknya untuk mewujudkan tujuan dari proses tersebut.

Dalam mencapai tujuan, sebuah keinginan bahwa langkah-langkah yang kita lakukan perlu dengan efektif dan efisien. Kegiatan yang boros sumber daya atau terlalu menguras tenaga adalah contoh yang real bahwa kegiatan yang dilakukan tidak efektif dan efisien. Misalnya dalam membaca tadi, kita tidak memperhatikan waktu dan kondisi, sehingga lupa waktu ibadah, makan dan istirahat yang akan akhirnya membuat kita sakit secara jasmaniah maupun rohaniyah. Masih banyak cara lain untuk mendapatkan keefektifan. Orang bijak pernah mengatakan bahwa “suatu proses yang efektif dan efisien sangat terikat dengan waktu, situasi dan kondisi tertentu”. Jadi kita harus tanggap terhadap perubahan situasi dan kondisi kita maupun lingkungan, sehingga proses tersebut dapat membawa kita pada perubahan yang lebih baik dan mengatar kita pada tujuan.

Komentar

Popular Posts

Mindset yang Membantu Aku Berkembang

  Mindset yang Membantu Aku Berkembang   Oleh Deja Almustakim P ada tulisan ini aku akan membahas tentang mindset yang membantu aku berkembang sebagai manusia, pelajar, mahasiswa, freelancer , sebagai orang yang berumur belasan tahun dan juga berumur awal 20 tahunan, sebagai orang yang ingin produktif dan bermanfaat bagi orang lain. Sebelum itu yang perlu diketahui mindset adalah cara berfikir yang membantu kita untuk semakin dekat dengan goal dan juga aspirasi kita. Berikut mindset yang membantu aku berkembang dan mungkin juga bisa membantu kalian berkembang. Mindset yang pertama ialah Kehebatan ialah akumulasi dari hal-hal terkecil . Dulu aku beranggapan bahwa untuk menjadi hebat kita harus punya momen besar, tapi sekarang saya menyadari orang-orang hebat ialah orang-orang yang melakukan hal-hal biasa saja tapi dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Jadi jika mau berotot, kita tidak mesti pergi ke gym satu hari untuk mengangkat beban 100 Kilo, lalu tidak...

Darah Pada Mushaf Utsman

Darah yang Membasahi Mushaf Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu “Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut”   (QS. Al Hujurat:6) M ari kita buka lembar-lembar sejarah para pejuang Islam, kita mengenang bukan untuk meratapi apa yang telah terjadi pada masa lalu, tetapi mengajak kita semua untuk belajar, melakukan introfeksi diri, dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan kesalahan yang sama yang terjadi di masa lalu. Mengambil hikmah yang terserak dari peristiwa sejarah. Salah satu kisah yang menjadi perhatian saya yaitu kisah saat wafatnya   sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam dan juga khulafa rasyidin yang ketiga yaitu Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu . Dari kisah wafatnya Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu mengajar...

Cinta Kebebasan yang Tersesat

Resensi: KEMI Cinta Kebebasan yang Tersesat Novel berjudul KEMI Cinta Kebebasan yang Tersesat, ditulis oleh Adian Husaini. Terbitan Gema Insani dengan isi berjumlah 316 halaman. N ovel yang berjudul KEMI Cinta Kebebasan yang Tersesat yang ditulis oleh Adian Husaini seorang intelektual Muslim yang sempat meraih gelar doktor di Institut Pemikiran Islam dan Peradaban – International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM) di bidang pemikiran dan peradabam Islam, selain menekuni dibidang tersebut beliau juga piawai menulis novel. Novel ini mengajak para pembaca untuk menyaksikan fenomena dekadensi akidah yang sekarang menjadi ancaman besar bagi Islam, terutama yang menjadi sasaran ialah pemuda-pemudi Islam. Faham liberalisme disuarakan oleh orang-orang (oknum) yang mengaku muslim bahkan tidak sedikit dari oknum-oknum ini adalah kaum intelektual muslim. Faham liberalisme ini ternyata telah melahirkan berbagai kehancuran bagi kehidupan manusia. Baik kehancuran fis...